Konferensi Meja Bundar atau KMB adalah peristiwa diplomatik penting yang dilaksanakan pada tahun 1949 di Den Haag Belanda. Konferensi ini dilaksanakan tepatnya pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949, yaitu kurang lebih 2 bulan konferensi ini dilaksanakan.

Saat ini dunia pendidikan global sedang banyak membicarakan tentang sekolah masa depan yang tiap orang mempunyai pikiran yang berbeda terhadap arti, atau bagaimana sistem pendidikan dimasa depan itu tersendiri.

KMB adalah peristiwa pasca kemerdekaan Indonesia melalui proklamasi. Setelah menyatakan kemerdekaan, ternyata di Indonesia masih ada banyak peristiwa lainnya yang bertujuan menghalangi kemerdekaan Indonesia. Itu sebabnya kemudian dilaksanakan konferensi ini.

Latar Belakang Konferensi Meja Bundar

KMB merupakan salah satu upaya Indonesia mendapat kemerdekaan seutuhnya melalui jalur diplomasi. Sebelumnya untuk memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankannya setelah proklamasi, masyarakat Indonesia mengalami kerugian baik secara fisik, mental dan material. Bagaimana tidak, setelah proklamasi dikumandangkan, masih ada berbagai wilayah yang mengalami serangan – serangan dari Belanda. Hal ini membuat masyarakat kehilangan nyawa, harta dan bahkan sudah merasa tidak tenang karena sering terjadi perang di dalam negeri.

Kemerdekaan Indonesia sebelumnya juga sudah dipastikan, tidak hanya dari proklamasi, namun juga dari berbagai jenis perjanjian. Misalnya perjanjian Linggarjati, perjanjian Roem Royen dan masih banyak lagi. Namun semua perjanjian itu ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali. Itu sebabnya Konferensi Meja Bundar kemudian diadakan untuk menyelesaikan masalah ini. Demi menengahi perselisihan antara Indonesia dan Belanda, konferensinya dihadiri oleh sejumlah delegasi atau perwakilan dari masing – masing pihak.

Delegasi yang datang adalah Moh. Hatta sebagai perwakilan dari pemerintahan Indonesia, Maarseveen dari Belanda, dan Sultan Hamid 2 dari BFO atau negara – negara dalam Indonesia yang dibentuk oleh Belanda sebelumnya. Para delegasi tersebut sudah ditunjuk oleh masing – masing pihak sebagai perwakilan terbaik yang bisa mengemban tanggung jawab. Semua delegasi diwajibkan datang ke Den Haag untuk mengikuti konferensinya bersama pihak penengah lainnya.

Tujuan Melaksanakan Konferensi Meja Bundar

KMB dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk menyelesaikan masalah antara Indonesia dengan Belanda, karena kedua negara ini sudah berselisih selama beratus – ratus tahun lamanya. Bahkan seperti tidak ada titik terangnya. Meskipun sudah melaksanakan berbagai perjanjian lainnya, namun pihak negara penjajah selalu melanggar janjinya dalam perjanjian tersebut. Sehingga peperangan kembali terjadi dan menimbulkan pertumpahan darah.

Dengan melaksanakan Konferensi Meja Bundar ini, Indonesia berharap masalah bisa diselesaikan secepat dan seadil mungkin, serta solutif. Kemudian tujuan lainnya adalah agar masalah antara kedua negara ini bisa selesai tanpa menimbulkan pertumpahan darah. Pemerintah setempat sebelumnya sudah merencanakan perdamaian jalur diplomasi agar tidak ada pihak yang dirugikan. Jadi KMB memang memiliki tujuan agar Belanda menyerahkan kedaulatan sepenuhnya dan sebenar – benarnya, serta tidak ada syarat untuk penyerahan itu.

KMB dilaksanakan dan dimulai dari sambutan – sambutan dari setiap perdana menteri atau delegasi. Setelah sambutan dilaksanakan, maka ketua KMB dan jajaran lainnya dipilih dan ditentukan agar bisa memimpin rapat dengan baik sampai akhir. Setelah itu, pembahasan dilaksanakan kembali pada bulan september tahun 1949 di Belgia. Pada pertemuan tersebut, pembahasan sudah mulai mendalam tentang cara mengakhiri perselisihan melalui jalur diplomasi.

Hasil Dari Konferensi Meja Bundar

Dalam melaksanakan KMB, akhirnya ada beberapa hasil yang didapatkan dan akan segera dilaksanakan pada masa itu. Hasilnya adalah Belanda menyerahkan kedaulatan secara utuh dan sepenuhnya pada RIS atau Republic Indonesia Serikat selambat – lambatnya 30 Desember 1949. Kedaulatan tersebut juga tidak dapat dicabut kembali, sehingga sudah memenuhi tujuan awalnya, yaitu kedaulatan sudah diserahkan sepenuhnya pada RIS dan sebenar – benarnya tanpa ada pencabutan lagi seperti pada perjanjian – perjanjian sebelumnya.

Penyerahan kedaulatan yang ditetapkan pada Konferensi Meja Bundar juga menjadi tanda bahwa RIS sudah benar – benar Merdeka dan terbebas dari jeratan penjajah. Dibuktikan dengan Belanda harus menarik kapal – kapal perang, serta kapal perang akan diberikan kepada RIS. Dalam KMB juga ditetapkan bahwa kedua negara yang berselisih akan berada dalam hubungan Uni dan dipimpin oleh Ratu belanda. Sedangkan untuk persoalan Irian Barat pada masa itu disepakati akan dibicarakan kembali setelah 1 tahun kedaulatan diserahkan seutuhnya pada RIS.

Demi menjamin kedaulatan yang sudah diberikan kepada RIS, rapat ini juga memberikan hasil yaitu pengangkatan presiden RIS dengan penunjukan langsung, yaitu Ir Soekarno sebagai pemimpin RIS. Pengangkatan tersebut dilakukan pada tanggal 16 Desember 1949. Konferensi kemudian diresmikan ditutup pada tanggal 2 November 1949. Sedangkan untuk acara penyerahan kedaulatan sepenuhnya pada RIS dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 1949. Dokumen perjanjian untuk penyerahan kedaulatan ditandatangani Moh. Hatta.