Dari 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza memang tidak berhenti sampai sekarang. Bahkan pada tanggal 28 Oktober 2023, tepatnya pada hari Sabtu, kelompok Zionist memborbardir perumahan di Gaza dengan berton-ton bom.
Terhitung sudah, 7000 warga sipil di Gaza meninggal, 3000 diantaranya adalah Anak-anak. Sungguh miris pemberitaan ini karena dunia seperti tidak bisa membantu dan menghentikan tindakan Israel yang semakin parah.
Bahkan sambungan internet, sejak tanggal 27 Oktober 2023 sudah diputus. Bantuan air bersih, obat-obatan dan makanan tidak bisa masuk. Serangan Israel ke Gaza harus dihentikan saat ini juga karena sudah masuk ke kategori Genosida.
Komunikasi Lumpuh, Serangan Israel ke Gaza Semakin Besar
Pada Jumat kemarin, 27 Oktober 2023, wartawan dari NBC News yang ada di jalur Gaza mengungkapkan situasi terkini yang menakutkan dari serangan Israel ke Gaza setelah komunikasi terputus.
Kru tersebut mengatakan bahwa Gaza telah mendapatkan serangan menggunakan artileri dan juga serangan udara. Sang jurnalis juga mengatakan bahwa situasi di Gaza sekarang ini sangat sulit dan berbahaya karena mendapatkan serangan besar-besaran.
Para jurnalis dan krunya berhasil mengirimkan berita tersebut setelah berhasil menemukan jaringan dengan susah payah.
Fakta kondisi dari Gaza sekarang ini sangat sulit. Bahkan untuk mengabarkan situasi terkini hanya butuh satu menit saja. Sekarang di Gaza sambungan internet, listrik dan semuanya telah terputus.
Tidak hanya komunikasi, kondisi jalanan juga sangat sulit untuk dilewati. Di jalanan ada banyak orang membawa jenazah dan korban luka.
Akibat serangan Israel ke Gaza yang besar-besaran, banyak korban jiwa. Mereka membawa jenazah dan korban luka dengan tuk tuk, bajaj, hingga troli.
Tidak ada titik teraman di Gaza. Setiap tempat kemungkinan besar akan dijatuhi bom udara dari pihak Israel. Bahkan dari darat juga demikian.
Israel juga melakukan pengeboman di pemukiman warga sipil hingga banyak memakan korban di sana. Ambulans bahkan takut untuk keluar karena kemungkinan besar akan diserang oleh Zionist.
Per Sabut, 28 Oktober 2023 Israel telah mengaku bahwa jet tempurnya telah melakukan penyerangan bawah tanah dengan 150 target di Gaza Utara. Dan itu semua infrastruktur milik Hamas.
Erdogan Desak Israel Berhenti Serang Gaza
Dunia telah sadar bahwa Israel sudah menjadi kriminal perang. Sekolah dan rumah sakit yang harusnya tidak diserang, mereka bom hingga hancur dan membuat korban yang rata-rata anak-anak, langsung meninggal dunia.
Berbagai negara kini telah melakukan protes dan turun ke jalan untuk mengutuk serangan Israel ke Gaza yang sudah tidak berkemanusiaan.
Hal ini juga mendapat perhatian dari Presiden Turki, yaitu Recep Tayyib Erdogan yang mengecam serang Israel karena tidak ada hentinya ke jalur Gaza hingga detik ini.
Erdogan juga mendesak Israel untuk keluar dari kegilaannya dan menghentikan serangan bertubi mereka.
Erdogan juga mengungkapkan keresahannya melalui X (Twitter) bahwa sejak Jumat malam, 27 Oktober 2023, Israel kembali menargetkan serangan kepada perempuan, anak-anak, dan warga sipil yang tidak berdosa. Hal tersebut memperarah krisis kemanusiaan.
Pada postingan yang sama di X, Erdogan juga mengajak warganya untuk melakukan solidaritas aksi besar-besaran di bandara Ataturk pada Sabtu petang waktu setempat. Tujuannya untuk mendukung Palestina, khususnya yang ada di Gaza.
Seperti yang Anda tahu, bahwa sejak Sabtu, 28 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza semakin brutal. Mereka menyarang Gaza bagian Utara dan Tengah. Tidak hanya serangan udara, mereka memperluas serangan darat juga.
PBB juga telah memperingatkan bahwa kejadian ini bisa menjadi bencana penderitaan manusia yang belum ada sebelumnya.
Bahkan hingga detik ini, sudah lebih dari 7000 orang meninggal dunia di Gaza, 3000 diantaranya adalah anak-anak. Itu karena Israel tidak menghentikan serangannya selama berminggu-minggu.
Sistem Kemanusiaan di Gaza Mulai Hancur
Sabtu, 28 Oktober, Menteri Pendidikan Palestina memberikan pengumuman yang membuat siapa saja menangis, bahwa tahun ajaran 2023/2024 diGaza telah selesai karena semua muridnya mati syahid.
Pada kenyataannya, serangan Israel ke Gaza tidak berhenti begitu saja. Bahkan Sekjen PBB juga mengatakan bahwa sistem kemanusiaan di Gaza, Palestina saat ini sedang berada di ambang kehancuran.
Saat ini, bombardir Israel ke Gaza semakin intensif. Warga sipil banyak menjadi korban jiwa, dan kebutuhan dasar bagi warga sipil juga semakin menipis.
Antonio Gutteres selaku Sekjen dari PBB mengungkapkan bahwa konvoi bantuan yang datang ke Gaza semakin dibatasi hingga jumlahnya sekarang menipis.
Padahal sebelum agresi Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu, paling tidak ada 500 truk yang bisa masuk dan membawa bantuan.
Ini sudah bukan peperangan lagi, tapi genosida, pembunuhan orang secara masal. krisis kemanusiaan di Gaza semakin hebat karena komunikasi, listrik, air dan makanan juga telah terputus.
Dunia sudah melakukan aksinya dengan melakukan protes ke kedutaan besar Israel dan Amerika yang menjadi pendukungnya. Berharap saja serangan Israel ke Gaza bisa segera berakhir dan warga Palestina, terutama Gaza mendapat pertolongan cepat